Ketika pagi membuka matanya hari itu, hamba terbangun dengan syukur
Lukisan siapa yang memberi napas membentang di ruang waktu
Mengikisi satu demi satu batasan usia yang makin memutih gerimis
Nabiku, hamba tak pernah berdiri khusu hingga kaki membengkak seperti Engkau
Padahal dalam setiap tarikan dan hembusan napas selalu ada dosa-dosa
Yang makin purba di awang-awang
Ketika malam menutup perjalanan hari itu, hamba terbaring dengan syukur
Telinga terus mengiang asmamu, Rasulku, meski hamba tak pernah bersua Engkau
Namun hamba terus medesahkan kebesaran dan kemuliaan Engkau
Pada semua penjuru angin yang menebarkan wewangian surgawi
Ketika subuh menggeliat hari itu, hamba beranjak dengan syukur
Karena hamba masih diberi kesempatan menyebutmu, Rasulku
Karunia teragung dan terindah bagi umat-umat yang akan menjadi ahli surga
Di negeri yang tak akan pernah berakhir dan selalu sebening embun
Karya Herry Trunajaya BS (Juara I Sayembara Puisi Nabi 2009)
Balikpapan, 17 April 2009
27 Mei 2009
SYUKUR
Labels:
Puisi Untukmu Kekasih
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 give your comments at here:
Puisi sungguh sederhana, baik jalinan kata maupun perlambangnya yang tidak perlu mengerutkan dahi untuk memengertinya.
Tapi, ada berapa banyak sih jumlah peserta lombanya....???
Posting Komentar